Fakta Mengejutkan Serangan Burung : Tragis Pesawat Jeju Jatuh !

kabarrakyatmerdeka – Baru ini kita di kejutkan dengan kejadian tragis yang di alami maskapai jeju airline. Semua ini menjadi pelajaran penting untuk kita semua, bayangkan saja jika pesawat yang seharusnya jadi transportasi yang aman dan nyaman malah mengalami kecelakaan yang fatal. Hal ini menunjukan bahwa sekecil apapun potensi bahaya, tetap harus diantisipasi dengan serius. Tidak hanya soal burung sih, tapi juga hal-hal yang mungkin di anggap remeh tapi bisa berakibat fatal. Simak fakta mengejutkan serangan burung yang menyebabkan pesawat jeju air jatuh tragis.

Riwayat Terbang Jeju Air

Tercatata pernerbangan 7c2216 di laporkan media korsel, melakukan penerbangan pada jumat 27 desember 2024 dan sabtu 28 desember 2024.  Pada saat itu 7c2216 memiliki jadwal terbang jarak pendak dan menengah dengan rata-rata waktu 38 menit hingga enam jam. Sempat istirahat satu jam sebelum keberangkatan dan sebelum para penumpang masuk ke dalam kabin dan lepas landas. Setelah itu peswat itu langju perjalan ke bandara mauan pada pukul 12.52 waktu setempat. Dan terkait dengan padatnya penerbangan 7c2216, kepala divisi mendukung manajemen song kyun hoon mengatakan pengoperasian pesawat ini tidah berlebihan.

Baca Juga : Kreator AS Terancam : Titok Akan Hilang dari Amerika Serikat

Pesawat Jeju air ternyata di gunakan untuk Carter

Informasi lainya dari kantor berita korsel sangan mengejutkan karena 7c2216 ini memiliki penerbangan yang terbilang padat. Pesawat tersebut sudah melakukan perjalanan beberapa destinasi internasional, seperti beijing, bangkok,kinablu,nagasaki,dan taipe. Sebagian besar penerbangan carter diselengarakan oleh agen perjalanan yang berpusat di gwangju, korsel dan menawarkan paket perjalanan lima hari ke bangkok selam libur natal.

Kalian juga bisa mendapatkan informasi menarik lainya dari dalam hingga luar negeri, cukup dengan mengunjungi website kami https://kabarrakyatmerdeka.com/

Pilot Sempat Kirim Sinyal Mayday

Menurut kementrian pertahanan menyatakan bahwa pilot jeju ari juga sempat mengirim panggilan darurat atau mayday setelah menerima peringatan bird strike. Signal mayday itu dikeluarkan dua menit setelah peringatan terjangan burung pada pukul 08.59. Setelah menerima panggilan darurat, menara pengawas langsung memberikan izin kepada pilot untuk mendarat ke arah yang berlawanan di landasan pacu. Pesawa jeju pada akhirnya melewati landasan pacu dan menabrak beton di dekat pagar bandara hingga meledak hebat.

Semoga dengan kejadian ini industri penerbangan di seluruh dunia bisa mengambil langkah langakah yang lebih konkret untuk menjegah kejadian serupa terulang kembali. Kita juga berharap investigasi yang sedang berjalan bisa mengungkapkan penyebab pasti dari kecelakaan ini secara transpran dan akurat. Dengan begitu kita bisa belajar lebih banyak lagi dan mencegah tragedi serupa.