Big Bang Theory : Dentuman Besar Pembentuk Alam Semesta
Big Bang Theory : Dentuman Besar Pembentuk Alam Semesta – Teori Big Bang adalah teori yang ada dalam pelajaran fisika dibangku sekolah. Teori ini membahas bagaimana alam semesta terbentuk. Awalnya, Big Bang Theory di kemukakan oleh Warga asal Belgia yang ingin mengembangkan pemaparan kosmolog lain. Teori ini adalah penjelasan mengenai cara alam semesta terbentuk. Menjelaskan bahwa alam semesta yang kita kenal berasal dari titik tunggal dengan panas dan padat tidak terhingga. Titik tunggal menembang dan meregang dengan kecepatan yang tidak terduga dalam 13,8 miliar tahun dan terus berkembang menjadi alam semesta yang kita kenal sekarang
Siapa yang Menemukan Teori Big Bang?
Penemuan teori Big Bang di temukan oleh Georges Lemaitre, seorang pastor katolik Roma sekaligus fisikawan. Namun, proses penemuan teori sebenarnya berawal dari penemuan-penemuan teori lainnya yang kemudian dikembangkan oleh Georges Lemaitre.
Pada Tahun 1922, seorang kosmolog sekaligus matematikawan asal Rusia bernama Alexander Friedman menemukan solusi untuk persamaan bidang relativitas umum Albert Einstein yang menyatakan bahwa alam semesta mengembang. Einstein yang pada dasarnya lebih percaya dengan alam statis dan abadi segera menambahkan konstanta kosmologis ke dalam persamaannya, yaitu kerapatan energi dari ruang. Kemudian, dia menghilangkan pendekatan ekspansi yang mendukung alam semesta mengembang.
Sedangkan, pada 1912, sudah ada bukti pengamatan yang menyatakan bahwa alam semesta mengembang. Astronom Amerika Serikat Vesto Slipher telah mengamati galaxi spiral yang di anggap sebagai “nebula spiral”. Karena para astronom belum mengetahui keberadaan galaksi di luar Bima Sakti. Vesto melihat bahwa semua nebula bergerak menjauhi bumi.
Baca Juga : Fakta Menarik Penampilan Epik Bigbang Keren Banget
Pengenalan Teori Big Bang ke Muka Umum
Meski Teori Big Bang telah di terima oleh hampir seluruh astronom saat ini, astronom pada tahun 1930 memiliki kesulitan untuk menerima fakta bahwa alam semesta mengembang. Lemaitre mempublikasikan sebuah makalah pada tahun 1927 yang memberikan solusi menarik untuk persamaan relativas umum terkait kasus alam semesta yang mengembang.
Namun, Friedman hanya tertarik pada matematika sebagai solusi ideal dan tidak mengejar fakta bahwa persamaan relativitasnya menggambarkan alam semesta yang mengembang.
Setahun berikutnya, Lemaitre kembali mengeksplorasi konsekuensi logis dari alam semesta yang mengembang. Dia mengusulkan titik waktu yang terbatas sebagai asal dari alam semesta. Bila alam semesta benar mengembang, titik awalnya lebih kecil di masa lalu, kemudian semua di alam semesta dulu bersama dalam keadaan yang sangat padat.
Proses Terbentuknya Galaxy
Seluruh alam semesta terkondensasi ke dalam singularitas atau titik dalam ruang waktu yang sangat kecil dengan titik kepadatan dan panas yang tak terbatas sejak 13,7 miliar tahun yang lalu. Namun, sebuah ledakan tiba-tiba terjadi, menggelembungkan alam semesta ke luar lebih cepat dari kecepatan cahaya. Periode ini merupakan inflasi kosmik yang berlangsung selama sepersekian detik, sekitar 10 sampa 32 detik.
Saat inflasi kosmik berhenti secara misterius, deskripsi teori Big Bang menjadi lebih sederhana. Partikel, atom dan hal-hal yang menjadi bintang dan galaxy mulai mengisi alam semesta. Ketika segala hal yang ada di alam semesta masih sangat panas, sekitar 10 miliar derajat Fahrenheit (5,5 miliar celcius), kosmos berisi beragam partikel fundamental seperti neutron, elektron dan proton, dan partikel lainnya yang membentuk segala hal yang ada pad saat ini.
Elektron bebas menyebabkan cahaya (foton) menyebar seperti sinar matahari dari tetesan air di awan. Namun, elektron bebas bertemu dengan nukleus dan menciptakan atom netral seiring waktu. Atom juga bisa bertemu dengan nukleus dan menciptakan atom netral seiring waktu. Atom juga bisa bertemu dengan muatan listrik positif dan negatif yang sama sehingga memungkinkan sinar cahaya muncul 300.000 tahun setelah Big Bang.